Apa Yang Disebut Dengan Pembuatan Keputusan
SIM (Sistem
Informasi Manajemen), jika diartikan secara sederhana, SIM sebenarnya adalah
sistem yang memberikan informasi untuk digunakan dalam pembuatan keputusan guna
menyelesaikan masalah bagi para penggunanya.
Sistem
adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
Keputusan
adalah tindakan pilihan di antara beberapa alternatif untuk mencapai suatu
tujuan . Teori keputusan adalah sebuah area kajian matematika diskrit yang
memodelkan pengambilan keputusan oleh manusia dalam sains, rekayasa, dan semua
aktifitas sosial manusia.
Proses
pembuatan keputusan dan pemecahan masalah dapat ditunjukkan dari perbedaanya, yaitu dengan memberikan
daftar langkah pemecahan masalah,memberikan dua kerangka berpikir yang berguna
dalam pamecahan masalah,dan memberikan pendekatan sistem sebagai dasar untuk
memecahkan berbagai jenis masalah
Menurut
Little : sekumpulan prosedur berbasis model untuk pengolahan data dan penilaian
guna membantu manajer mengambil keputusan .
Bonczek,
dkk., mendefinisikan sistem pendukung keputusan sebagai sistem berbasis
komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi, yaitu :
Sistem bahasa, yaitu mekanisme untuk memberikan komunikasi antara
pengguna dan komponen sistem pendukung keputusan yang lain. Sistem pengetahuan,
yaitu repositori pengetahuan domain masalah yang ada pada sistem pendukung
keputusan baik sebagai data maupun sebagai prosedur. Sistempengolahan
masalah, yaitu hubungan antara dua komponen lainnya yang terdiri dari satu
atau lebih kemampuan manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan.
Menurut
Keen adalah suatu produk dari proses pengembangan di mana pengguna, pembangun
dan sistem pendukung keputusan itu sendiri dapat mempengaruhi satu dan yang
lainnya, dan menghasilkan evolusi sistem dan pola-pola penggunaan.
Dari
berbagai pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem
pendukung keputusan adalah sistem informasi berbasis komputer yang
menggabungkan model dan data dalam upaya memecahkan masalah tidak terstruktur
dengan keterlibatan pengguna yang ekstensif melalui tatap muka pengguna yang
mudah digunakan.
Pemecahan
Masalah Pemecahan masalah (problem solving)
Terdiri atas dan Pembuatan Keputusan respon terhadap hal yang berjalan dengan
baik, serta terhadap hal yang berjalan dengan buruk dengan cara mendefenisikan
masalah (problem) sebagai kondisi atau peristiwa yang berbahaya atau dapat
membahayakan perusahaan,atau yang bermanfaat atau dapat memberi manfaat.
Pembuatan
keputusan(decision making),yaitu tindakan memilih diantara berbagai alternative
solusi pemecahan masalah.
Fase
Pemecahan Masalah
Menurut Herbert
A.Simon,orang yang. memecahkan masalah terlihat dalam:
v
Aktivitas
intelijen,yaitu mencari disekitar lingkungan kondisi yang harus dipecahkan.
v
Aktivitas
perancangan,yaitu menemukan, mengembangkan,dan menganalisis tindakan- tindakan
yang mungkin dilakukan.
v
Aktivitas
pemilihan,yaitu memilih tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia.
v
Aktivitas
pengkajian,yaitu memeriksa pilihan- pilihan yang lalu.
Ke
empat hal ini merupakan pengejewantahan dari fase fase dalam pengambilan
keputusan
B. Fase-Fase Dalam Pengambilan Keputusan
Menurut
Herbert A.Simon , Ada 4 macam fase dalam pengambilan keputusan yaitu :
- Fase
Intelegensi; Fase
inteligensi dimulai dengan identifikasi terhadap tujuan dan sasaran
organisasional yang berkaitan dengan isu yang terkait dan menentukan
apakah tujuan tersebut telah terpenuhi. Pada fase pertama ini, sesesorang
berusaha menentukan apakah ada suatu masalah, mengidentifikasi gejala –
gejalanya, menentukan keluasannya, dan mendefinisikannya secara eksplisit.
- Fase Desain; Fase desain meliputi
penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang mungkin untuk
dilakukan. Sebuah model masalah pengambilan keputusan dibangun, dites, dan
divalidasi. Pemodelan meliputi konseptualisasi masalah dan
mengabstraksikan masalah ke dalam bentuk kuantitatif dan atau kualitatif.
- Fase
Pilihan; Fase
pilihan adalah fase di mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil
suatu komitmen untuk mengikuti tindakan tertentu. Fase pilihan meliputi
pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat
untuk model.
- Fase
Implementasi; Fase
implementasi meliputi membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa
bekerja.
C. Pemecahan masalah
Kerangka
Pikiran Pemecahan Masalah
Kerangka
berpikir yang berguna dalam pemecahan masalah adalah model sistem umum
perusahaan dan model delapan elemen lingkungan. Model sistem umum sebagai
kerangka berpikir perusahaan sebagai suatu sistem. Hal diidentifikasi melalui elemen-elemen
penting yang harus ada,aliran data,informasi serta keputusan yang menghubungkan
elemen-elemen tersebut
.
Pendekatan
Sistem
Perlakuan
pemecahan masalah yang paling detail disajikan melalui pendekatan sistem,yaitu sederetan
langkah yang dikelompokkan dalam tiga tahap, upaya persiapan,upaya pendefenisiaan,dan
upaya pemecahan.Pendekatan ini
menunjukkan model sistem umum disarankan untuk digunakan dalam memandang
perusahaan sebagai suatu sistem dan model lingkungan digunakan untuk mengenali
sistem lingkungan
.
Pentingnya Cara Pandang
Sistem Cara pandang sistem (system view),yaitu memandang operasional usaha sebagai
sistem yang menjadi bagian dari lingkungan yang lebih luas. Pentingnya cara
pandang sistem akan:
1) Mencegah manajer agar tidak bingung
karena kompleksitas struktur organisasi dan detail pekerjaan
2) Menekankan pentingnya memiliki
tujuan yang baik.
3) Menekankan pentingnya semua bagian
organisasi untuk bekerja sama.
4) Mengangkat hubungan antara
organisasi dengan lingkungannya.
5) Menempatkan nilai tinggi pada
informasi yang didapat dari input yang hanya dapat dicapai melalui sistem
perputaran tertutup.
Membangun
Konsep
Dengan
pemahaman mengenai dasar konsep pemecahan masalah, kita sekarang dapat
menggambarkan bagaimana konsep ini diterapkan kedalam sistem pendukung
keputusan
Elemen
Proses Pemecahan Masalah
•
Solusi masalah sistem adalah solusi yang membuat sistem tersebut memenuhi
tujuannya dengan paling baik,seperti yang dicerminkan dalam sistem.Standar ini menunjukkan situasi yang diinginkan
(desired state),dan seorang manajer harus memilki informasi yang menggambarkan keadaan
saat ini (current state).Jika dua keadaan ini berbeda,maka ada masalah dan
harus dipecahkan.
•
Perbedaan antara keadaan saat ini dengan keadaan yang diinginkan disebut dengan
kriteria solusi (solution criterion),atau apa yang harus terjadi agar saat ini
berubah menjadi situasi yang diinginkan.
•
Tanggungjawab manajer manajer adalah mengidentifikasi solusi alternatif yang selalu ada.Manajer biasanya akan
mengandalkan pengalaman sendiri atau mencari bantuan dari pemproses informasi
nonkomputer, seperti inputdari pihak lain baik di dalam maupun di luar perusahan.
•
Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, system informasi dapat digunakan
untuk mengevaluasinya. Evaluasi ini harus mempertimbangkan batasan (constraint)
yang ada,yang dapat berasal dari internal maupun lingkungan.
•
Batasan internal (internal constraint), yaitu sumber daya yang terbatas yang
ada dalam perusahaan.
•
Batasan lingkungan (environmental constraint), yaitu tekanan dari berbagai lingkungan
yang membatasi aliran sumberdaya dari dan keluar perusahaan.
D .
Pengambilan Keputusan
Teori
Pengambilan Keputusan
Teori
pengambilan keputusan menekankan bahwa terdapat tujuh langkah yang harus
ditempuh, yaitu:
1. Identifikasi
permasalahan yang dihadapi; Ada ungkapan yang mengatakan bahwa suatu
“permasalahan yang sudah dikenali hakikatnya dengan tepat sesungguhnya sudah
separo terpecahkan.” Ungkapan ini mempunyai tiga implikasi, yaitu:
1) Bahwa mutlak perlu mengenali secara
mendasar situasi problematik yang menimbulkan ketidakseimbangan dalam kehidupan
organisasi atau perusahaan.
2) Pengenalan secara mendasar berarti
“akar” penyebab timbulnya ketidakseimbangan harus digali sedalam-dalamnya.
3) Mengambil keputusan tidak boleh puas
hanya dengan diagnosis gejala-gejala yang segera tampak. Jika hanya gejala yang
diidentifikasikan, sangat mungkin “terapinya” pun hanya mampu menghilangkan
gejala tersebut. Padahal yang harus dihilangkan adalah “sumber penyakitnya”.
2. Pengumpulan
data; Berangkat dari pandangan bahwa pengambilan keputusan memerlukan
dukungan informasi yang lengkap, mutakhir, dapat dipercaya, dan diolah dengan
baik. Berarti bahwa dalam pengumpulan data ada tiga hal yang mutlak mendapat
perhatian, yaitu:
- Pentingnya menggali data dari
semua sumber yang layak digali, baik secara internal maupun secara
eksternal. Dari segi inilah harus dilihat pentingnya akses bagi para
pengolah data terhadap semua sumber data.
- Pentingnya untuk menjamin bahwa
data yang dikumpulkan relevan dengan permasalahan yang hendak diatasi.
- Bahwa mutu data yang dikumpulkan
haruslah setinggi mungkin sehingga informasi yang dihasilkan akan bermutu
tinggi pula.
3. Analisis
data; Analisis data harus mampu menunjukkan berbagai alternatif yang
mungkin ditempuh untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu, analisis data
diarahkan pada pembentukan persepsi yang sama diantara berbagai pihak tentang
arti data yang dimiliki, dengan demikian memberikan interpretasi yang sama
tentang data tersebut.
4. Analisis
berbagai alternatif; Salah satu tantangan yang dihadapi dalam
mengambil keputusan ialah menemukan jawaban yang paling tepat terhadap
pertanyaan: Apakah dalam mengambil keputusan harus selalu terdapat berbagai
alternatif? Pertanyaan ini penting karena jika seorang pengambil keputusan
dihadapkan kepada hanya satu alternatif dan ia memutuskan untuk menggunakan
alternatif tersebut, yang bersangkutan sudah mengambil keputusan. Bahkan teori
pengambilan keputusan mengatakan bahwa jika seseorang memutuskan untuk tidak
mengambil keputusan, tindakannya itu adalah pengambilan keputusan juga.
5. Pemilihan
alternatif; Jika dilakukan dengan cermat, analisis berbagai alternatif
akan “memberi petunjuk” tentang alternatif yang sebaiknya digunakan karena akan
membuahkan solusi yang paling efektif. Alternatif di pilih dengan demikian,
merupakan alternatif yang tampaknya paling baik. Pengalaman mengambil keputusan
di masa lalu dan keyakinan bahwa keputusan yang diambil adalah keputusan yang
terbaik.
6. Implementasi
(pelaksanaan); Apakah alternatif yang dipilih merupakan pilihan yang
terbaik atau tidak diuji pada waktu digunakan dalam arti mampu tidaknya
menghilangkan situasi permasalahan dan apakah permasalahan yang dihadapi
tersebut dapat dipecahkan secara efektif atau tidak.
7. Evaluasi
(penilaian); Hasil pelaksanaan memerlukan penilaian yang objektif,
rasional dan berdasarkan tolok ukur yang baku. Seperti dimaklumi, hasil
penilaian dapat menunjukkan bahwa hasil yang di capai melampaui harapan,
sekedar sesuia dengan sasaran atau kurang dari sasaran. Kesemuanya itu menjadi
bahan penting dalam mengelola organisasi atau perusahaan di masa depan.
Jenis Keputusan
Herbert
A. Simon menemukan metode untuk mengklasifikasikan keputusan :
Keputusan
terprogram (programmed decision), bersifat: “repetitif dan rutin dalam hal
prosedur tertentu digunakan untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak
perlu dianggap de novo (baru) setiap
kali terjadi
Keputusan
yang tidak terprogram (nonprogrammed decision), yaitu bersifat “baru,tidak
tersruktur, dan penuh konsekuensi.”
E. Proses
Pengambilan Keputusan
Dalam sistem
manajemen manajemen pengambilan keputusan memegang peranan yang
paling penting karena keputusan yang di ambil oleh manajer merupakan hasil
pemikiran akhir yang dilaksanakan oleh bawahannya atau mereka yang bersangkutan
dengan organisasi yang ia pimpin. Pengambilan keputusan tidak boleh dilakukan
secara sembarang. Pengambilan keputusan adalah
suatu proses pemikiran dalam rangka pemecahan suatu masalah untuk memperoleh
hasil akhir untuk dilaksanakan.
Model
yang bermanfaat dan terkenal yang diajukan oleh Herbert A. Simon akan digunakan
sebagai dasar untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan. Model ini terdiri
dari tiga tahap pokok, yaitu:
- Penyelidikan:
Mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah
diperoleh, diolah, dan diuji untuk dijadikan petunjuk yang dapat mengidentifikasi
persoalan. Atau
Pemahaman, menyelidiki
lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan.
- Perancangan:
Mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang mungkin. Hal
ini meliputi proses-proses untuk memahami persoalan, menghasilkan pemecahan,
dan menguji kelayakan pemecahan tersebut.
- Pemilihan:
Memilih arah tindakan tertentu dari semua yang ada.
Pilihan ditentukan dan dilaksanakan
Dari model simon
diatas mempunyai hubungannya dengan Sistem
Informasi
Manajemen yang di ikhtisarkan untuk 3 tahap model simon yaitu
:
|
Tahap Proses
Pengambilan Keputusan
|
Hubungannya
dengan SIM
|
|
Pemahaman
|
Proses
penyelidikan mengandung pemeriksaan data baik dengan cara yang telah
ditentukan maupun dengan cara khusus
|
|
Perancangan
|
SIM harus
mengandung model keputusan untuk mengelolah data dan memprakarsai pemecahan
alternatif
|
|
Pemilihan
|
|
Jadi,
proses keputusan dapat dianggap sebagai sebuah arus dari penyelidikan sampai
perancangan dan kemudian pada pemilihan. Tetapi pada setiap tahap hasilnya
mungkin dikembalikan ke tahap sebelumnya untuk dimulai lagi. Jadi tahapan
tersebut merupakan unsur-unsur sebuah proses yang berkesinambungan.
Memilih
Solusi Yang Terbaik
Herry
Mintzberg,seorang ahli teori manajeman telah mengidentifikasikan tiga
pendekatan:
1.Analisis,yaitu
evaluasi atas pilihan-pilihan secara sistematis,dengan mempertimbangkan
konsekuensi pilihan-pilihan tersebut pada tujuan organisasi. Contohnya adalah
pertimbangan yang dilakukan oleh anggota komite pengawas SIM untuk memutuskan
pendekatan mana yang harus diambil dalam mengimplementasikan sistem informasi
eksekutif.
2.Penilaian,yaitu
proses yang dilakukan oleh seorang manajer.Contohnya adalah manajer produksi
menerapkan pengalaman dan intuisi dalam mengevaluasi gambar pabrik baru yang
diusulkan dari model matematika.
3.
Penawaran,yaitu negosiasi antara beberapa manajer.Contohnya adalah proses
memberi dan menerima yang berlangsung antara anggota komite eksekutif mengenai
pasar yang mana yang harus dimasuki selanjutnya.
F.
Informasi dan Kegiatan Manajemen
Sesuai dengan tujuannya, sistem
informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap orang yang
membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat. Dalam usaha
memecahkan suatu masalah, pemecah masalah mungkin membuat banyak
keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti
dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak
negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan.
Kondisi ini menjadi tidak mudah dengan
semakin rumitnya aktivitas dan keterbatasan sumber daya yang tersedia. Apalagi
informasi yang dibutuhkan tidak berasal langsung dari sumbernya. Untuk itu
manajemen sebagai pengguna informasi membutuhkan suatu sistem pendukung (support
systems) yang mampu meningkatkan pengambilan keputusannya, terutama
untuk kondisi yang tidak terstruktur ataupun sistem pendukung untuk
tingkatan tertentu saja.
Ada dua alasan penting mengapa
manajemen membutuhkan sistem pendukung yang mampu untuk meningkatkan
pengambilan keputusannya.
1. Keputusan untuk membangun sistem informasi yang dapat memenuhi
kebutuhan manajemen tingkat atas. Dengan hanya mengandalkan sistem informasi
manajemen tanpa bantuan sistem pendukungnya, sulit bagi manajemen terutama
ditingkat atas untuk mengambil keputusan yang strategis. Hal ini disebabkan
karena umumnya pengambilan keputusan yang strategis tersebut lebih bersifat
kebijakan dengan dampak luas dan/atau padasituasi yang tidak terstruktur. Contoh: Terkait dengan
kelangkaan BBM dibeberapa wilayah di Indonesia telah mendorong upaya
beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab untuk
melakukan penimbunan. Untuk itu manajemen di Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) sebagai lembaga pengatur yang bertanggungjawab untuk
memerintahkan Pertamina yang mengelola BBM harus dengan cepat mengambil
keputusan yang strategis atas gejala penimbunan sehingga dapat mengatur
strategi distribusi dan pemasaran dalam upaya mengatasi kelangkaan dan
penimbunan.
2. Kebutuhan untuk menciptakan pelaporan dan proses pengambilan
keputusan yang memiliki arti (makna). Manajemen di sini di dorong untuk
bagaiman mengembangkan pelaporan yang lebih baik lagi untuk pengukuran kinerja
aktivitas yang dilaksanakannya dan menginformasikan berbagai tipe pengambilan
keputusan yang baru. Dengan bantuan sistem pendukung yang disiapkan, maka hal
ini akan lebih memungkinkan manajemen untuk mendapatkan pelaporan dan proses
pengambilan keputusan yang lebih baik lagi.
Selain dua alasan yang dikemukakan di
atas, masih ada beberapa alasan lainnya mengapa sistem pendukung dibutuhkan
dalam melengkapi system informasi manajemen yang ada, yaitu :
1. Untuk melengkapi sistem informasi manajemen yang
tersedia, karena sistem ini tentunya akan lebih mempercepat perhitungan.
2. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
sistem informasi manajemen yang ada terutama dalam menyajikan informasi yang
tidak terstruktur atau informasi yang hanya diperuntukkan untuk manajemen
tingkat atas.
3. Untuk meningkatkan kemampuan dalam
pemProsesan dan penyimpanan data dan informasi, mengurangi biaya, mendukung
aspek teknis dalam pengambilan keputusan dan,
4 Untuk mendukung kualitas, dan
memberikan keunggulan kompetitif bagi penggunanya.
G. Peran
Sistem Manajemen Informasi (SIM) Pada Pengambilan Keputusan
Dukungan
sistem informasi manajemen pada pembuatan keputusan dalam suatu organisasi
dapat diuraikan menurut tiga tahapan proses pembuatan keputusan, yaitu
pemahaman, perancangan (design), dan pemilihan. Dukungan SIM biasanya
melibatkan pengolahan, file komputer maupun non komputer.
- Pada
tahap pemahaman hubungannya dengan SIM adalah pada proses penyelidikan
yang meliputi pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan
maupun dengan cara khusus. SIM harus memberikan kedua cara tersebut.
Sistem Informasi sendiri harus meneliti semua data dan mengajukan
permintaan untuk diuji mengenai situasi-situasi yang jelas dan menuntut
perhatian. Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi
untuk masalah-masalah yang diketahui dengan jelas agar disampaikan kepada
organisasi tingkat atas sehingga masalah-masalah tersebut dapat ditangani.
Pada tahap ini juga perlu ditetapkan kemungkinan-kemungkinannya. Dukungan
SIM memerlukan suatu data base dengan data masyarakat, saingan dan intern
ditambah metode untuk penelusuran dan penemuan masalah-masalah.
- Pada
tahap perancangan (design), kaitannya dengan SIM adalah membuat
model-model keputusan untuk diolah berdasarkan data yang ada serta memprakarsai
pemecahan-pemecahan alternatif. Model-model yang tersedia harus membantu
menganalisis alternatif-altematif. Dukungan SIM terdiri dari perangkat
lunak statistika serta perangkat lunak pembuatan model lainnya. Hal ini
melibatkan pendekatan terstruktur, manipulasi model, dan sistem pencarian
kembali data base.
- Pada
tahap pemilihan, SIM menjadi paling efektif apabila hasil-hasil
perancangan disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong pengambilan
keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan, maka peranan SIM berubah
menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian kemudian.
Dukungan SIM pada tahap pemilihan adalah memilih berbagai model keputusan
melakukan analisis kepekaan (analisis sensitivitas) serta menentukan
prosedur pemilihan.
- Dukungan SIM untuk pembuatan
keputusan terdiri dari suatu database yang lengkap, kemampuan pencarian
kembali database, perangkat lunak statistika dan analitik lainnya, serta
suatu dasar model yang berisi perangkat lunak pembuatan model-model
keputusan. Pada dasarnya peranan SIM tersebut pada proses pemahaman yang
menyangkut penelitian lingkungan untuk kondisi-kondisi yang memerlukan
keputusan. Istilah pemahaman disini mempunyai arti sama dengan pengenalan
masalah. Kemudian pada proses perancangan serta pada proses pemilihan.
Sering orang menyatakan bahwa komputer akan mengambil keputusan, ini
merupakan suatu pernyataan yang salah kaprah dan tidak mengetahui letak
peranan komputer serta bagaimana suatu proses pengambilan keputusan
dilakukan. Keputusan sebenarnya hanya dapat diambil atau dilakukan oleh
manusia. Oleh karena itu, manusia pengambil keputusan harus selalu menjadi
bagian dari suatu pemilihan.
Suatu
aturan keputusan atau suatu program komputer hanya membantu dengan memberikan
dasar untuk suatu keputusan, akan tetapi pemilihan keputusan dilakukan oleh
seorang manusia. Pernyataan komputer mengambil keputusan pada umumnya
didasarkan atas anggapan bahwa beberapa keputusan dapat diprogramkan, sedangkan
keputusan-keputusan yang lain tidak. Hal ini mengingatkan bahwa klasifikasi
tentang keputusan terprogram dan tidak terprogram sangat penting untuk
perancangan SIM.
H. Sistem Pendukung Sistem Informasi
Manajemen
Beberapa
sistem pendukung yang akan dibahas di sini, di antaranya adalah :
1. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan – Decision Support Systems (DSS)
Sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (DSS)
adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu
pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk menyelesaikan
masalah yang tidak terstruktur. Sistem pendukung ini membantu pengambilan
keputusan manajemen dengan menggabungkan data, model-model dan alat-alat
analisis yang komplek, serta perangkat lunak yang akrab dengan tampilan
pengguna kedalam satu sistem yang memiliki kekuatan besar (powerful)
yang dapat mendukung pengambilan keputusan yang semi atau tidak terstruktur.
DSS dapat memungkinkan para manajer untuk melihat
dampak-dampak yang mungkin timbul dari berbagai keputusan yang diambil yang
disebut model yang dapat memperkirakan dampak sebuah keputusan.
Sebagaicontoh: Para calon Bupati/Walikota suatu daerah dalam rangka
suatuPilkada menjanjikan akan menggratiskan biaya pendidikan sampai tingkat
tertentu atau menggratiskan biaya pengobatan ditingkat Puskemas, maka dampak
keputusan tersebut diperkirakan jumlah pemilih akan meningkat secara
signifikan, atau justru para pemilih sama sekali tidak mempercayainya karena
hanya dianggap sebagai janji kosong belaka.
Perangkat lunak sistem DSS yang umum juga dapat berupa
model statistik yang memuat berbagai fungsi statistik, antara lain: means,medians,
deviations, dan scatter plots. Perangkat lunak ini memiliki
kapabilitas untuk memproyeksikan ke depan mengenai outcomes dengan cara
menganalisis sekumpulan data.
Berikut beberapa contoh organisasi atau perusahaan yang
memanfaatkan DSS dalam aktivitas operasi atau usaha yang dilaksanakan :
|
Jenis
Industri
|
Tujuan
Penerapan DSS
|
|
Industri
Asuransi
|
Menentukan
pola penutupan asuransi dan deteksi kemungkinan kecurangan (fraud).
|
|
Industri
Perbankan
|
Memperbarui
profil atau data nasabah
|
|
Perusahaan
Manufaktur
|
Menentukan
kebutuhan persediaan bahan baku yang paling optimal dan efisien.
|
2. Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan – Group Decision
Support Systems (GDSS)
GDSS merupakan
sistem berbasis komputer yang interaktif untuk memudahkan pencapaian solusi
oleh sekelompok pengambil keputusan atas permasalahan yang sifatnya tidak
terstruktur. GDSS dikembangkan untuk menjawab tantangan terhadap kualitas dan
efektivitas pengambilan keputusan yang dilakukan lebih dari satu orang
(kelompok orang). Dalam pemanfaatan GDSS ada beberapa alat perangkat lunak yang
digunakan yaitu : kuesioner elektronik, sarana diskusi elektronik, pengelola
ide, alat pembuat kuesioner, alat untuk voting, alat identifikasi dan analisa
stakeholder, alat pernyataan kebijakan, dan istilah-istilah group.
Beberapa
manfaat yang dapat di peroleh dengan penggunaan GDSS ini, antara lain adalah:
v
Meningkatkan
perencanaan awal, yaitu untuk membuat diskusi atau pertemuan menjadi lebih efektif
dan efisien.
v
Meningkatkan
partisipasi, sehingga setiap peserta dari berbagai latarbelakang dapat
memberikan kontribusinya dengan optimal.
v
Menciptakan
iklim yang lebih terbuka dan kolaboratif, yaitu tanpa membuat pihak yang
tingkatannya lebih rendah merasa takut dan terancam. Dan juga tidak membuat
pihak yang tingkatannya lebih tinggi mendominasi jalannya suatu rapat,
pertemuan/meeting.
v
Setiap
ide yang ditawarkan bebas dari kritik, memungkinkan peserta rapat,
pertemuan/meeting mengkontribusikan ide atau pendapatnya tanpa takut untuk
dikritik.
v
Evaluasi
yang objektif, menciptakan atmosfir di mana suatu ide akan dievaluasi secara
objektif dan tidak memandang siapa yang memberikan ide tersebut.
v
Menghasilkan
ide organisasi, yaitu bagaimana tetap memfokuskan pada tujuan rapat,
pertemuan/meeting, mencari cara yang paling efisien untuk mengorganisir ide
yang dihasilkan dalam sesi brainstorming, dan mengevaluasi ide dalam
batasan waktu yang paling sesuai.
v
Menetapkan
prioritas dan mengambil keputusan, yaitu mencari cara untuk menampung seluruh
pemikiran dalam pengambilan keputusan.
v
Dokumentasi
hasil rapat, pertemuan/meeting, sehingga seluruh peserta dapat
memperoleh dokumen yang lengkap dan terorganisiryang dibutuhkan untuk
melanjutkan pekerjaan dari projek atau aktivitas yang dievaluasi.
v
Mampu
melakukan akses informasi eksternal, yang memungkinkan ketidaksepakatan yang
signifikan dan faktual dapat diselesaikan dengan tepat waktu, sehingga
memungkinkan meeting dapat terus dilanjutkan dan produktif.
v
Menghasilkan
notulen hasil diskusi, sehingga pihak yang tidak dapat berpartisipasi langsung
dapat tetap memahami hasil dan isi dari meeting. Permasalahan yang
mungkin timbul dalam GDSS adalah karena digunakannya berbagai metode baru untuk
mengorganisir dan melaksanakan rapat, pertemuan/meeting maka mungkin ada
keengganan atau penolakan di awal dari penggunaan GDSS ini.
3. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive Support Systems (ESS)
Dalam ESS,
sistem komunikasi dapat mengirim atau menerima e-mail, mengirim
laporan untuk mendapatkan perhatian seseorang, memanggil rapat, atau memberikan
komentar ke suatu kelompok diskusi di Internet.
4. Sistem Pakar – Expert Systems (ES)
Sistem ini
biasanya digunakan jika organisasi harus memberikan keputusan atas suatu
masalah yang kompleks. Secara khusus, ES adalah paket komputer untuk memecahkan
atau mengambil keputusan atas suatu masalah spesifik (terbatas), yang kemampuan
pemecahannya dapat sama dan melebihi suatu tingkat kemampuan seorang pakar. Ide
dasar di balik ES, merupakan teknologi intelejensia buatan terapan, yaitu
memindahkan keahlian seorang atau beberapa orang pakar ke komputer.
Keempat sistem
pendukung tersebut, dapat mendukung pengambilan keputusan dengan berbagai cara.
Sistem pendukung ini dapat dengan otomatis melakukan prosedur-prosedur
pengambilan keputusan tertentu. Contoh: Penentuan
sistem distribusi BBM agar kelangkaan dipasar dapat segera diatasi, penetapan
harga eceran tertinggi untuk tetap menjaga pasar mendapatkan jumlah
persediaan yang paling tepat pada saat dibutuhkan, menjaga persediaan pada
jumlah yang paling optimal dan memaksimalkan permintaan pengguna dan menjaga
tingkat kelancaran distribusinya.
Sedangkan
menurut dua profesor MIT,G. Antony Gorry dan MichaelS. scott Morton
mengemukakan klasifikasi masalah ke dalam struktur permasalahan dan tingkat
manajemen. Mereka menggunakan istilah-istilah yang dibuat oleh Robert N. Antony
yang menyebutkan tingkat yang paling atas tingkat perencanaan strategis,
tingkat tengah tingkat pengendalian manajemen, dan tingkat yang paling rendah
tingkat pengendalian operasional.
1). Sistem keputusan terstruktur
(SDS-structured decision system) digunakan untuk mendeskripsikan sistem-sistem yang mampu menyelesaikan
masalah yang teridentifikasi.
2. Gorry dan Scott-Morton menggunakan sistem
pendukung pengambilan keputusan (DSS- Decision Support System) untuk menggambarkan
sistem yang dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan.
Model
DSS menghasilkan laporan khusus dan berkala serta output dari model matemetik laporan
khusus ini berisikan respons terhadap permintaan ke basis data. Setelah DSS
diterapkan dengan baik, kemampuan yang memungkinkan para pemecah masalah untuk
bekerjasama dalam kelompok ditambahkan ke dalam model tersebut. Penambahan
piranti lunak groupware memungkinkan sistem tersebut berfungsi sebagai sistem
pengambilan keputusan kelompok (group decision support system-GDSS). Yang
terbaru kemampuan kecerdasan buatan juga telah ditambahkan beserta kemampuan
untuk terlibat dalam OLAP(On-line analyting processing).

0 Komentar